Manfaat Membaca Bagi Perkembangan Diri – Beberapa dari kita mungkin masih bertanya-tanya apakah membacakan buku untuk bayi baru lahir itu bermanfaat, apakah ada manfaat mengenalkan buku sejak dini, dan pertanyaan yang mengganggu adalah mengapa Anda membacakan buku untuk bayi?
Tidak ada batasan waktu kapan anak harus mulai membacakan buku untuknya. Mereka mungkin juga mulai bernapas sebagai cara untuk mengekspresikan suara orang tuanya.
Kebanyakan sarjana mempertimbangkan keterampilan dasar dalam pembelajaran membaca, menulis, dan matematika. Meskipun ada yang tidak setuju dengan pandangan dunia sekolah dasar sebagai permainan, sebaiknya jangan mengajarkan membaca, menulis, dan matematika terlalu dini.
Namun, mengenalkan buku pada usia dini tidak sama dengan mengajak anak belajar membaca. Meski membaca dan menulis tidak dapat dipisahkan, namun pengenalan ini akan memberikan efek positif bagi tumbuh kembang anak.
Mengenalkan buku sejak dini memberikan dampak positif bagi anak. Khususnya untuk sisi pembangunan dalam banyak hal. Berikut 10 manfaat mengenalkan buku pada anak sejak usia dini.
1. Meningkatkan perkembangan otak Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa anak-anak yang terpapar buku menunjukkan lebih banyak aktivitas pada otaknya. Sebab, terjadi integrasi multisensori yang menggabungkan rangsangan suara dan visual.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics pada tahun 2018 menunjukkan bahwa interaksi verbal seperti aktivitas orang tua saat membacakan buku kepada anak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berbahasa dan IQ hingga usia 14 tahun.
Semakin sering seorang anak membaca, semakin kuat otaknya. Hal ini dapat merangsang berkembangnya berbagai keterampilan yang dimiliki anak
2. Meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi Otak anak kecil masih mumpuni dan akan mampu menggunakan lebih banyak kata. Saat membaca buku, otak akan membedakan antara gambaran visual dan makna bahasanya.
Memperbanyak kata-kata dan interaksi serta tanya jawab antara orang tua dan anak juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Sebab anak lebih memahami isi kata yang didapat dari penjelasan orang tua.
3. Meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak Mengenalkan dan membacakan buku sejak dini dapat membantu meningkatkan imajinasi anak. Selain kata-kata, anak juga mencatat gambar-gambar isi buku. Mereka akan menunjukkan gambar-gambar dari hal-hal yang mereka temui langsung atau belum pernah mereka lihat.
Di usia anak yang sedang mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, tidak jarang buku dijadikan sebagai mainan. Faktanya, buku termasuk salah satu mainan edukatif yang paling aman, terutama untuk bayi. Di sini pemikiran dan imajinasi anak dikembangkan melalui seringnya menggunakan buku.
4. Mengasah berbagai keterampilan Tidak hanya dalam berbahasa dan berpikir, dengan membaca buku, anak akan mendapat gambaran tentang keterampilan yang berbeda-beda. Seperti kemampuan beradaptasi mulai dari membaca hingga kemandirian.
Menurut EarlyMoments, pemahaman bacaan yang baik akan menghasilkan disiplin diri yang lebih kuat, pemikiran yang lebih panjang, dan ingatan yang lebih baik. Hal ini dapat membantu anak menyesuaikan diri dengan sekolah.
5. Mengembangkan keterampilan berpikir Menyusun kalimat dalam buku dan proses memahami urutannya akan membantu anak mengembangkan pemikiran yang tepat sesuai kemampuannya. Membaca juga dapat menjadi cara anak memahami hubungan antar hasil sehingga anak dapat termotivasi untuk berpikir kritis dan logis.
6. Meningkatkan tatanan promosi buku dan kegiatan membaca yang sering merangsang rasa ingin tahu terhadap isi buku. Baik itu cerita atau pertunjukan. Rasa ingin tahu inilah yang membuat anak berusaha fokus untuk memahaminya.
Dengan rutin membaca buku, anak yang sebelumnya enggan akan menjadi terbiasa. Seiring berjalannya waktu, anak akan lebih mengembangkan konsentrasi dan kebiasaan membaca buku serta proses memahami isinya.
7. Mempererat tali silaturahmi antara orang tua dan anak dengan membaca buku merupakan peluang untuk meningkatkan interaksi antara orang tua dan anak yang bersifat jangka panjang dan baik. Sekalipun anak Anda belum memahami isi buku tersebut, anak akan merasakan kehadiran dan kasih sayang orang tuanya.
8. Mengembangkan Keterampilan dan Emosi Anak Membaca buku anak juga dapat membantu anak belajar memahami perasaan orang-orang yang ada di dalam buku tersebut. Hal ini dapat membantu meningkatkan perkembangan sosial dan emosional anak.
Untuk anak yang lebih besar, mereka juga dapat diajak untuk menunjukkan apa yang terjadi pada orang-orang di kehidupan nyata. Melalui proses ini, anak mempunyai kesempatan untuk belajar memecahkan permasalahannya sendiri dengan melakukan refleksi terhadap isi buku yang dibacanya.
9. Menumbuhkan minat membaca anak Jika buku sering diperlihatkan dan dibacakan kepada mereka, sejatinya anak akan menjadi sangat akrab dengan buku. Di sini minat membaca anak dapat ditumbuhkan karena masih penasaran dengan isi buku.
10. Menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan. Dengan minat membaca yang besar, otomatis anak akan sangat dekat dengan ilmu pengetahuan. Semakin banyak buku yang Anda baca, semakin besar peluang Anda untuk memahami lebih banyak teori ilmiah.
Keterampilan dan kebiasaan anak tidak datang secara kebetulan. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mengenalkan dan mempengaruhi minat anak terhadap buku. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mulai mengenalkan buku kepada anak Anda.
1. Tunjukkan dan berikan buku pada bayi Bagi bayi yang baru lahir, buku sebenarnya merupakan benda asing yang belum pernah dilihat. Oleh karena itu, untuk memberikan citra positif, orang tua perlu secara khusus mengungkapkan dan mempromosikan tentang buku.
Setelah pertemuan, perlu juga menawarkan dan mendekati anak. Mintalah mereka menelaah bagian-bagian dari setiap buku sewaktu buku itu dibacakan kepada mereka. Jika mereka sudah familiar dengan buku tersebut, orang tua dapat meletakkannya di tempat yang mudah dijangkau oleh anak. Sehingga mereka bisa mengambil buku sesuka hati mereka kapan pun mereka mau.
2. Membaca dengan suara keras Membaca buku dengan suara keras dan jelas akan lebih menyenangkan bagi anak. Kita juga bisa melibatkan anak dalam melatih suara-suara aneh yang ada di isi buku.
Misalnya saat membacakan cerita tentang kucing, ajaklah anak menirukan suara kucing tersebut. Anda juga bisa membaca isinya sambil bersenandung untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.
3. Memberikan contoh langsung bahwa anak akan mencontoh orang terdekatnya, seperti orang tua. Agar anak gemar membaca, orang tua juga harus mengembangkan kebiasaan membaca. Di sinilah anak mendapatkan gambaran tentang membaca dan kesenangannya.
Mungkin sebagian besar dari kita merasa tidak punya banyak waktu untuk membaca buku. Khususnya para ibu yang meluangkan waktunya untuk membaca, meski hanya 10 menit, juga dapat mengembangkan dan mendidik mereka sesuai dengan gagasan budaya ibu.
4. Berikan waktu khusus untuk membaca buku walaupun membaca buku bersama anak bisa dilakukan kapan saja sesuai minat anak, sebaiknya ada waktu khusus untuk membaca buku dan tidak boleh lama. panjang. Untuk anak yang lebih besar, mereka dapat meluangkan waktu dan menjelaskan isi buku
Seperti halnya waktu tidur, akan bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan rutinitas waktu tidur yang baik. Waktu istimewa ini juga berpotensi menciptakan kenangan berharga bagi anak.
5. Identifikasi buku berdasarkan usia anak yang sebenarnya bisa dimulai pada masa kehamilan. Meski kita belum bisa memastikan apa yang dibacakan akan terdengar, namun ada harapan bahwa manfaat mendengarkan nafas dapat membantu bayi mengenali suara ibunya.
Anda juga dapat mengidentifikasi kartu dengan warna berbeda, detail kecil, dan pola sederhana. Tujuannya adalah untuk mengajarkan koordinasi mata, membedakan berbagai bentuk sederhana, dan meningkatkan pemahaman bacaan.
Pada masa ini, bayi juga mulai menyentuh, menyentuh, menggigit, dan memasukkan benda ke dalam mulutnya. Sebagai alternatif mainan, Anda bisa memilih bantal dengan bahan khusus yang dilengkapi alat tumbuh gigi.
6. Memahami Rencana Anak Seringkali, alasan orang tua ingin memperkenalkan buku kepada anak adalah karena anak cepat bosan membacanya. Rasa tidak puas ini seringkali diartikan bahwa anak belum siap menerima buku, apalagi membacakan cerita untuknya.
Perlu dipahami bahwa setiap tahun memiliki programnya masing-masing. Menurut publikasi Brain Balance Center, batas waktu ideal untuk anak-anak adalah dua hingga tiga menit pada orang lanjut usia.
Misalnya, rentang perhatian anak usia 2 tahun sekitar 4-6 menit, anak usia 4 tahun antara 8-12 menit, anak usia 6 tahun antara 12-36 menit. Biasanya, sejak lahir hingga satu tahun, mereka hanya memiliki rentang perhatian 3 menit.
7. Biarkan anak memilih buku Anak diajarkan untuk menikmati aktivitas dan mengembangkan kecintaan membaca, bukan hanya diberikan buku. Namun kebebasan anak untuk memilih buku mana yang akan dibaca juga didukung, namun orang tua tetap membantu mereka merujuk pada buku yang sesuai dengan usianya.
8. Batasi screen time Masalah yang sering muncul pada anak yang belum akrab dengan buku adalah penggunaan gawai. Tak sedikit orang tua yang memberikan anak internet gratis untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya atau sebagai alasan me time. Padahal, menjaga pikiran ibu khususnya bisa dilakukan dengan hal-hal yang memberikan dampak positif bagi anak.
Untungnya, meningkatkan kesehatan mental anak dapat dilakukan dengan membatasi screen time. Kebanyakan pakar parenting tidak menganjurkan screen time untuk anak usia 0-2 tahun, anak usia 2-3 tahun hanya menghabiskan waktu 30 menit untuk permainan edukatif, namun anak usia 3-5 tahun bisa 60 menit, namun dalam pengawasan orang tua. .
Ada baiknya jika orang tua menggalakkan membaca buku tidak lain adalah sebagai kebiasaan yang baik agar anak dapat membiasakannya tanpa memaksanya. Sertakan membaca dalam jadwal harian Anda. Saat bepergian pun, Anda bisa membawa buku untuk mencegah rasa bosan.
Kesimpulan: Kegiatan membaca yang menyenangkan dapat membuat anak merasa bahwa bersama buku itu menyenangkan, mereka dapat memperoleh banyak informasi sekaligus menyenangkan. Faktanya, hal ini tergantung pada pendekatan orang tua terhadap buku dan proses membaca itu sendiri.
Untuk lebih memahami manfaat mengenalkan buku pada anak sejak dini, Anda perlu memperbaiki kebiasaan dan pola pikir bahwa membaca itu menyenangkan. Dengan demikian, anak-anak akan mengetahui bagaimana kita berinteraksi dengan buku. Setiap kali kita mengunjungi pameran buku atau penjualan buku, selalu ada resensi yang seringkali menimbulkan kebingungan tentang bacaan buku yang menarik hati kita.
Senang rasanya melihat anak-anak gemar membaca